SMK Bisa Hebat

  • Siap Kerja
  • Santun
  • Mandiri
  • Kreatif
Dahulu kala ditengah hutan belantara hiduplah seorang tokoh masyarakat yang hidupnya selalu berpindah-pindah tempat dari satu hutan kehutan yang lainnya.Beliau disebut pula orang kalang.Orang kalang adalah orang yang memiliki keterampilan,keahlian ilmu khusus dan orang yang level ekonominya tinggi.Meskipun beliau memiliki ilmu dan harta yang melimpah tetapi beliau tetaplah rendah diri dan zuhud.Beliau adalah Syaikh Said Abu Bakar.Seorang waliyullah yang masih keturunan dari kerajaan mataram,didalam padepokan mataram beliau menjabat sebagai asok glondong pengareng-areng atau bisa disebut dengan pemberi upeti di kerajaan. Zaman dahulu masyarakat kalang selalu memberikan upeti berupa bahan bangunan dari kayu, logam,tembaga,emas,perak,besi,dan lain-lain.Maka dari itu masyarakat kalang inilah yang besar andilnya terhadap kerajaan mataram.Perbedaan masyarakat kalang dengan masyarakat biasa adalah bilamana memotong jati masyarakat kalang memotongnya dengan jarak minimal 2 meter dari permukaan tanah dan menggunakan alat berupa parang,berbeda dengan masyarakat biasa yang cara memotongnya di trapaskan dengan tanah dan alat yang digunakan adalah gergaji.Hingga kini bekas potongan jati masyarakat kalang masih berada di dusun Gomang kecamatan Singgahan kabupaten Tuban.Mbah Said Abu Bakar memulai mensyiarkan agama islam di dusun Gomang desa laju lor kecamatan Singgahan kabupaten Tuban.Gomang pada zaman dahulu adalah hamparan hutan yang sangat lebat dan jalannya pun terja berbatu,ketika zaman penjajahan dusun ini digunakan sebagai tempat para pengungsi.masyarakat Gomang dahulu kala memiliki kepercayaan sapto darmo yang menyembah matahari dan sembanyang menghadap ketimur.Hingga suatu hari Mbah Said mengajak mereka kejalan yang benar tetapi,masyarakat Gomang malah menentangnya.
”Wahai kaum yang dicintai allah,sadarlah.! Sesungguhnya apa yang kalian lakukan selama ini adalah kesia-siaan,bertaubatlah dan kembali kejalan Allah” seru Mbah Said.
“Hentikan omong kosongmu itu wahai orang baru,kami sudah lama menganut kepercayaan ini,semua ini dari nenek moyang kami.jadi,diamlah kamu..”balas masyarakat.
“Sesungguhnya matahari yang kalian sembah itu adalah bagian dari kebesaran Tuhanku,tidak selayaknya kalian menyembah ciptaanya” lanjut Mbah Said.
“Tunjukkan kepada kami kebesaran tuhanmu..!!!” pinta mereka
Lalu Mbah Said pun menggambil sebatang lidi aren dan ditancapkannya didalam tanah dan dari bekas tancapan itu keluralah sumber mata air yang tiada henti.
“Cukupkah ini bagimu??” tanya Mbah Said.Masyarakat gomang pun terkejut dan heran,tetapi rasa itu mereka pendam dalam-dalam guna menutupi rasa malunya.Tidak berhenti sampai disitu masyarakat Gomang masih ingin menguji kesaktian Mbah Said.
“Semua ini hanyallah tipu muslihatmu,aku baru akan mengakui kebesesaran Tuhanmu apabila lidi aren itu kamu tancapkan disebelah gunung itu dan air yang keluar itu harus berwarna merah” pinta mereka.
Tanpa berucap kata sepatahpun Mbah Said melangkahkan kaki menuju gunung disebelah dusun Gomang dengan di ikuti para penduduk Gomang.Sesampainya disebelah gunung Mbah Said lalu menancapkan lidi aren sambil berucap dalam hati ”bismillah lahaullawallkuwata illabillah”
”Allahu akbar” teriak Mbah Said sembari mengucap lidi aren yang tertancap di tanah itu dan keluarlah air yang berwarna merah dari bekas tancapan lidi aren itu.
“Tuhanku maha besar,maha agung dan maha mengasihi umatnya,apakah Tuhanmu bisa menunjukkan tanda-¬tanda kebesarannya? Sekarang percayakah kalian dengan ajaranku”ucap Mbah Said. Masyarakat Gomang pun hanya terdiam dan secara bersamaan berteriak ”allahu akbar ...!! sesungguhnya selama ini kami telah tersesat” ucap mereka bersamaan.Seteah kejadian itu dusun sebelaah Gomang diberi nama Banyubang yang berarti air merah.Dusun itu terletak di desa Mulyo agung kecamatan Singgahan kabupaten Tuban.Sedangkan mata air yang muncul di dusun Gomang dinamakan “sendang gomang”.dinamakan Gomang karena artinya kanggo mangan dan ada istilah lain Gomang berasal dari kata” ghumannun”yang artinya mendung.karena ditempat ini airnya melimpah ruah.Masyarakat Gomang pun akhirnya mulai berbenah diri dan memulai hidup yang baru sesuai syariat dan kaidah islam yang dibawa oleh Mbah Said Abu Bakar.Setelah merasa cukup Mbah Said pun berpamitan kepada seorang santrinya.
“Anakku,,cukuplah aku dalam menata tempat ini.sekarang aku akan pergi bertapa disebuah gunung dan aku serahkan tempat ini kepadamu,tuntunlah mereka kejalan yang di ridhoi Allah,dan jangan kamu tinggalkan ibadahmu ”pesan Mbah Said kepada santrinya.
“Insyallah aku akan menjaga dan membimbing masyarakat ini dengan setulus hati dan segenap jiwa ragaku” jawab santri.
Setelah itu Mbah Said pergi untuk bertapa diatas bukit kurang lebih 1 km dari dusun Gomang.Bukit itu sekarang disebut gunung krawak.Tempat itu dikelilingi oleh pohon jarak jitun dan tempat berwudhunya adalah di sumber mata air krawak yang terletak di desa Banjarworo kecamatan Bangilan kabupaten Tuban.Didalam pertapaan itu,Mbah Said didatangi oleh sesosok mahluk.
“Assalamualaikum wahai waliyullah,,apakah yang engkau hendaki dari tempat ini?”ucapnya.
”Wa’alaikumsallam,,aku tidak menghendaki apapun dari tempat ini.aku hanya ingin mendekatkan diri dengan tuhanku”balas Mbah Said
“Pulanglah dan kembalillah ketempatmu,sesungguhnya orang dulu kamu percayai telah berkhianat” lanjutnya
“Maksudmu santriku?”tanya Mbah Said.
“Iya,santri yang selama ini kamu pertcayai sekarang tak ubahnya seperti seekor kura¬-kura yang hanya berdiam diri dalam tempurungnya”jawabnya.
Setelah berucap demikian,mahluk itupun menghilang meninggalkan Mbah Said yang sendiri dalam kebimbangan hatinya.Mbah Said Abu Bakar pun memutuskan untuk kembali ke Gomang.Sesampainya di Gomang alangkah terkejutnya Mbah Said karena melihat masyarakatnya yang kembali pada kepercayaannya dulu.Mbah Said akhirnya mencari santrinya dan didapati santrinya sedang berdiam diri di sebuah tempat.Mbah Said lalu berucap dengan amarah yang meluap.
”Wahai orang yang berdiam diri,,!! Sesungguhnya kamu telah menghianatiku.kamu tak ubahnya seperti gundukan tanah yang tak berguna”ucap Mbah Said.
Setelah berucap demikian tiba-tiba sang santri berubah menjadi sebuah gunung.Dan gunung itu sekarang disebut Gunung Pule yang terletak di dusun Gomang.Mbah Said terdiam dan berucap pada dirinya sendiri
“Dusun Gomang ini akan menyala dan bersinar apabila ada jago lereng kuning dari timur laut dan ada jago ireng ngalleh dari barat daya”.
Lambat laun waktu berjalan dan tibalah sang waliyullah kembali menghadap sang pencipta.Mbah Said wafat pada tahun 1500 yaitu saat peralihan dari kerajaan Majapahit berpindah di kasultanan Demak Bintoro.Ternyata benar apa yang dikatakan almarhum Mbah Said Abu Bakar bila dusun Gomang akan menyala apabila ada jagoan dari barat daya.Jagoan yang dimaksud adalah KH.KPP Noer Nasroh Hadiningrat.Beliau sekarang tinggal di dusun Gomang dan mendirikan sebuah pondok pesantren yang diberi nama Nurussalam Wali Sembilan Gomang.Makam Mbah Said mulai dirawat oleh Kyai Noer Nasroh pada tahun 1976 dan terletak di dusun Gomang desa laju lor kecamatan Singgahan kabupaten Tuban.Pada saat ditemukan,makam itu hanya berupa dua buah batu yang menghadap ke selatan dan utara.Makam itu memiliki keistimewaan yang luar biasa yaitu apabila makam itu hendak diperbaiki selang beberapa waktu selalu saja rusak dan terbakar.Ternyata Mbah Said tidak menghendaki jikalau makam itu diperbaiki,sungguh luar biasa kesederhanaan Mbah Said.Hingga kini makam itu tampak terlihat sangat sederhanadan tidak seperti makam-makam lainnya yang terkesan mewah.Jarak makam dengan pondok pesantren Nurussalam sekitar 500 m.Setiap hari kamis malam jumat para santriwan dan santriwati mengadakan ziaroh rutin ke makam Mbah Said Abu Bakar.
Hikmah yang dapat kita petik adalah meneladani dan mencontoh sikap dan perilaku Mbah Said Abu Bakar yang sangat zuhud atau tidak cinta dunia.Karena kita sadar bahwa dunia hanyallah titipan Allah yang tidak kekal.Wallahua’lam bisshowab....

Semoga cerita pendek ini bisa menambah wawasan kita gan .....!!

3 Comments

Selamat datang di situs resmi kami, jangan lupa memberi komentar dan saran agar kami bisa menampung dan membenahinya
terima kasih !!

  1. Subhanallah, ternyata begitu sejarah latar belakang dusun Gomang, desa Laj Lor, Kec. Singgahan, Kab. Tuban, bersinar terang benderang dengan Lahirnya Pon.Pes. Nurus Salam Wali Sembilan, yang didirikan dan diasuh oleh Prof. DR. KPP. KH. Nur Nasroh Hadiningrat, M.BA, M.M.Pd. Maka sangat tidak salah saya berguru dan takdzim kepada beliau sejak tahun 1998. Hingga saat inipun saya berguru kepada beliau meskipun tidak tinggal di Pon.Pes Nurus Salam Wali Sembilan. Dan Sudah 4 tahun berjalan ini, saya menitipkan Anak semata wayang saya di Pon.Pes Nurus Salam Wali Sembilan dan saat ini bersekolah di SMK Kehutanan Wali Sembilan. Semoga Abah Prof. DR. KPP. KH. Nur Nasroh Hadiningrat, M.BA, M.M.Pd senantiasa dianugerahkan Kesehatan yang Prima, Barokah Umur, Barokah Ilmu serta Barokah Rizki beliau untuk Agama Islam, seluruh Santri, Masyarakat, serta Bangsa dan Negara. Aamiiin ya Mujibas Saa'iliin.

    ReplyDelete
  2. Subhanallah, ternyata begitu sejarah latar belakang dusun Gomang, desa Laj Lor, Kec. Singgahan, Kab. Tuban, bersinar terang benderang dengan Lahirnya Pon.Pes. Nurus Salam Wali Sembilan, yang didirikan dan diasuh oleh Prof. DR. KPP. KH. Nur Nasroh Hadiningrat, M.BA, M.M.Pd. Maka sangat tidak salah saya berguru dan takdzim kepada beliau sejak tahun 1998. Hingga saat inipun saya berguru kepada beliau meskipun tidak tinggal di Pon.Pes Nurus Salam Wali Sembilan. Dan Sudah 4 tahun berjalan ini, saya menitipkan Anak semata wayang saya di Pon.Pes Nurus Salam Wali Sembilan dan saat ini bersekolah di SMK Kehutanan Wali Sembilan. Semoga Abah Prof. DR. KPP. KH. Nur Nasroh Hadiningrat, M.BA, M.M.Pd senantiasa dianugerahkan Kesehatan yang Prima, Barokah Umur, Barokah Ilmu serta Barokah Rizki beliau untuk Agama Islam, seluruh Santri, Masyarakat, serta Bangsa dan Negara. Aamiiin ya Mujibas Saa'iliin.

    ReplyDelete
  3. Subhanallah, ternyata begitu sejarah latar belakang dusun Gomang, desa Laj Lor, Kec. Singgahan, Kab. Tuban, bersinar terang benderang dengan Lahirnya Pon.Pes. Nurus Salam Wali Sembilan, yang didirikan dan diasuh oleh Prof. DR. KPP. KH. Nur Nasroh Hadiningrat, M.BA, M.M.Pd. Maka sangat tidak salah saya berguru dan takdzim kepada beliau sejak tahun 1998. Hingga saat inipun saya berguru kepada beliau meskipun tidak tinggal di Pon.Pes Nurus Salam Wali Sembilan. Dan Sudah 4 tahun berjalan ini, saya menitipkan Anak semata wayang saya di Pon.Pes Nurus Salam Wali Sembilan dan saat ini bersekolah di SMK Kehutanan Wali Sembilan. Semoga Abah Prof. DR. KPP. KH. Nur Nasroh Hadiningrat, M.BA, M.M.Pd senantiasa dianugerahkan Kesehatan yang Prima, Barokah Umur, Barokah Ilmu serta Barokah Rizki beliau untuk Agama Islam, seluruh Santri, Masyarakat, serta Bangsa dan Negara. Aamiiin ya Mujibas Saa'iliin.

    ReplyDelete

Post a Comment

Selamat datang di situs resmi kami, jangan lupa memberi komentar dan saran agar kami bisa menampung dan membenahinya
terima kasih !!

Previous Post Next Post

Post Top Ad

SMK Kehutanan Wali Sembilan Tuban