SMK Bisa Hebat

  • Siap Kerja
  • Santun
  • Mandiri
  • Kreatif
Sinar mentari mulai hilang dari afuknya terlihat didalam kamar yang diselimuti serba warna biru itu, diatas ranjang yang empuk terlihat gadis berambut biru dongker menikmati posisinya diatas ranjang yang ditemani alunan musick bondan prakoso, yora mulai membuka matanya dan melirik jam yang ada disamping ranjangnya.
“udah jam 18.30 waktunya makan malam” dia turun dan menuju ruang makan, disana sudah ditunggu kedua orang tua dan kakak perempuannyayang bernama kira. Yora duduk disamping kakaknya, acara makan malam berlangsung dengan tenang tanpa ada suara apapun karena itu sudah kebiasaan dalam keluarga pak broto.
Setelah makan malam selesai dilanjut dengan nonton TV, yora duduk dilantai dengan membawa cemilan kesukaannya, kira duduk diatas sofa bersama bu broto, sedangkan pak broto masih sibuk dengan dokumen pekerjaanya yang belum selesai.
Ibu broto. “ kira gimana sekolahmu”
Kira. “baik-baik aja bu, hanya tadi dikasih banyak tugas dari guru PPKI,
Ibu broto. “jangan diaksain kalo ngerjainnya lho nak, bu broto menasehati kira sambil membelai rambut anaknya. Pak broto datang dan ikut membelai rambut kira sambil bicara “bener itu kata ibumu, nanti kamu bisa kecapean”, kira menjawab deengan anggukan saja.
Melihat pelakuan kedua orang tuanya kepada kakaknya yora cemburu karena yang slalu diperhatikan hanya kakaknya, dia slalu dinomor duakan, tanpa disadari kedua orang tua yora menetskan air mata, indahnya, segera ia menghapus dan pergi ke kamar.
“aku ke kamar dulu”
Ibunya haya bilang “jangan bangun kesiangan” yora iri kepada kakaknya, dia tidak pernah diberi kecupan selamat malam dari ibunya, tidak seperti kira. Dia sadar karena tubuh kakanya sangat lemah dan mudah terserang penyakit.
Tiba dikamar yora membuka cendela kamarnya, dinginnya malam tidak di hiraukan karena hatinya sangat sakit, yora membanting tubuhnya ke ranjang dan menangis sepuasnya tanpa mengeluarkan suara, hingga ia terlelah dan bermimpi. Paginya yora bangun, dia merasa badannya pegal semua dan hidungnya mengeluarkan darah segar, tapi yora tidak menghiraukannya dan langsung ke kamar mandi untuk membuat badannya kembali segar.setelah itu dia langsung berangkat tanpa sarapan dengan keluargany. Jarak antara sekolah dia tempuh dengan sepeda kesayangan, sesudah memakirkan sepeda dia langsung menuju ke kelas 3 A, disana dia disambung dengan senyuman manis dari dira sahabat keckilnya.
Dira : “selamat pagi ra”
Yora : “pagi juga”
Dira : “maafa ya soal kemarin, aku menunggu kencanmu dengan conan” dengan wajah yang merasa bersalah.
Yora : “tidak apa-apa, aku gak merasa diganggu, tenang aja”.
Dira : “beneran ni”
Yora : “hm”
Bel tanda pelajaran berbunyi, dira dan yora mengikuti pelajaran sampai jam selesai. Istirahat ini yora ingin menemui conan. Terlihat kekasihnya itu dibawah pohon dengan baju timnya yang basah oleh keringat, menandakan dia baru selesai bermain basket. Yora menghampiri dan duduk disebelah conan.
Yora : “nan nanti sore bisa temenin aku ke toko kaset gak”
Conan : “maaf aku gak bisa, nanti sore ada rapat tim basket”
Yora : “ya udah gak apa-apa”
Conan selalu cuwek kepada yora padahal dia kekasihnya, tapi yora tetap mencintainya.
Setelah jam pelajaran selesai yora tidak langsung pulang ke rumah, tapi mampir di toko kaset dekat rumahnya sebelum menyeberang jalan yora melihat conan bersama cewek lain berada di toko buku sebelah toko kaset yang akan di tujunya.. “siapa gadis itu” (katanya dalam hati), yora memperjelas penglihatannya ternyata cewek itu sahabatnya sendiri “dira” kenapa dia bersamanya, katanya ada rapat kenapa dia disini “(wajah yora sudah mulai memerah menahan amarahnya)” dia ingin menemui dan menanyakan keadaan ini tapi dia urungkan karena handponnya berdering, dilihatnya sms dari rumah sakityang minggu lalu ia datangi. Dia membelokkan sepedahnya dan menuju kerumah sakit. Setibanya disana dia kaget oleh pemeriksaan yang dilakukannya dengan iseng-iseng. Dari pemeriksaan itu yora dinyatakan terkena kangker darah stadium akhir. Segera ra membuang tes pemeriksaan itu. “apa perkataanku terkabul , dia pernah bilang seandainya dia sakit seperti kakaknya apa dia akan diperhatikan seperti kak kira”.
Tapi yora tidak ingin memberi tahu semua orang toh pada akhirnya orang-orang tetap tidak peduli padanya, tetap mengacuhkan dirinya. Dia merasa dirinya juga tidak akan lama lagi bisa hidup. Jadi ia memutuskan untuk merahasiakan ini semua. Tapi dia tetap bingung kapan dan bagaimana dia bisa terkena kangker darah. Apa karena sering terkena angin malam, dan setiap bangun dia merasa badannya pegal-pegal dan demam. Pernah dia betuk sampai mengeluarkan darah tapi itu terjadi dua atau tiga kali saja. Dia berfikir bahwa itu hanya akibat dia kecapean ... yora terus berfikir tepi tidak mengerti kenapa ini terjadi padanya. Dia pulang dengan tubuh yang lemah dan sesampai dirumah yora langsung tidur sampai pagi.
Paginya dia bangun dengan badan yang sangat pegal dan dia mulai batuk hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak, dalam hati dia berkata, “apa ini aku terakhir melihat matahari” tapi segera ra buang semua fikiran negatif itu. Yora bangun dan bersiap-siap untuk turun dan sarapan.



“BERSAMBUNG”

Nb: Tunggu kelanjutan dari cerita diatas!!!



By :

Fiki Amala

Post a Comment

Selamat datang di situs resmi kami, jangan lupa memberi komentar dan saran agar kami bisa menampung dan membenahinya
terima kasih !!

Previous Post Next Post

Post Top Ad

SMK Kehutanan Wali Sembilan Tuban